Sunday, December 26, 2010

Menangislah ..



Asalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh...
Bismilahirahmanhirahim

Terbentang Permadani ke Syurga.Indahnya malam membelaimu dalam kesunyian.Menitis hujan hati bermuara di pipi.Merayu sang ilahi tuk kabulkan permintaan hati..

Di sepertiga malam Engkau terjaga.Sedar. dan memilih meninggalkan dakapan malam..
Merajut tali- tali kerinduan dengan Sang Ilahi , Dengan cinta abadi, yang selalu melekat di dalam hati..

Air seluas samudera tidak boleh menghilangkan satu titik dosa tapi satu titis air mata boleh menghapuskan lautan dosa.

Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman : "
"Dan mereka segera tunduk sujud itu sambil menangis, sedang Al-Quran menambahkan mereka khusyuk" (QS. 17:109)

Firman-Nya yang lain,"
Sesungguhnya orang-orang yang takut (melanggar hukum) Tuhannya semasa mereka tidak dilihat orang dan semasa mereka tidak melihat azab Tuhan, mereka beroleh keampunan dan pahala yang besar." (QS. 67:12)

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya) seseorang yang berzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya kemudian air matanya mengalir" ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya )

Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak" (HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)


Banyakkanlah do'a agar Allah Ta'ala menganugerahkan kurnia-Nya kepada kita agar kita boleh menangis kerana takut padaNya. Hendaklah kita selalu bermunajat pada-Nya dan sungguh-sungguh dalam berdo'a agar kita dijauhkan dari hati yang tidak khusyu' dan mata yang tidak boleh menangis.

Jangan Meremehkan Dosa, kerana dosa sekecil apa pun akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ibnu Mas'ud ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan dia berada di bawah sebuah gunung dan dia khuatir kalau gunung itu ditimpakan kepadanya. Sedangkan seorang fasik melihat dosa-dosanya seperti dia melihat seekor lalat yang bertenggek di hidungnya.

Tangisnya semakin pecah ketika melantunkan ayat-ayat Suci Al-qur'an

Para penghuni neraka menyeru para penghuni syurga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir." (Yaitu) Orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan kerana mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A`raf[7] : 50-51)

Sungguh tangisan merupakan tangisan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala cintai. Tangisan seperti ini akan semakin mengangkat darjat seorang hamba di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala .

Dari saat ini mari kita mempertimbangkan air mata yang keluar, jangan sampai keluarnya air mata kerana kita tidak mendapatkan keinginan hawa nafsu, jangan sampai kita menangis kerana kebatilan. Bijak dalam mengeluarkan air mata merupakan pertanda jernihnya hati dan benarnya iman seorang hamba.

Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu- waktu ini akan kita sambut dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang bertabur mukjizat. Titisan dan percikan air wudu' yang jatuh membasahi bumi menambah indahnya malam yang penuh keheningan. Tenang dan syahdu. Kita pun mengerjakan solat tahajud. Solat yang didirikan setelah terjaga dari tidur.


Lembutnya sinar rembulan disertai desahan angin malam seakan menjadi saksi-saksi saat melakukan sujud yang panjang. Rintihan doa dan deraian air mata yang jatuh menyatu dalam heningnya malam yang syahdu. Para malaikat memuji dan Allah pun memberikan penghargaan kepada ahli- ahli tahajud dengan mempersembahkan sebuah kamar khusus di Syurga.

Rosulullah bersabda : “Sesungguhnya di syurga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam, dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang- orang yang memerlukannya, menyebarkan salam, serta mendirikan sholat tahajud pada saat manusia terlelap dalam tidur malam”. (HR. At Thabrani dan Al Hakim).

Dinginnya malam dan titisan embun yang membasahi dedaunan seolah menjadi saksi, bukti kecintaan kita kepada Allah dalam untaian dzikir yang terurai. Malam- malam yang berlalu adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai ketaqwaan. Sungguh sangat menawan, dan para muhsinun pun tidak ingin melewatkannya sehingga wajah mereka bersinar saat menyambut kedatangan Allah pada 1/3 malam yang terakhir.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR. Muslim)

Orang- orang shalih zaman dahulu sangat menjaga solat malam mereka. Kerinduan mereka akan 1/3 malam adalah hal yang tek terperi. Bahkan, penghujung malam menjadi kenikmatan terbesar mereka.

Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan kerana malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”.

Ibnu Munkadir berucap: “Tidak ada kelezatan Dunia ini, kecuali pada 3 hal, yaitu: qiyamul lail, bertemu dengan saudara seiman, dan solat berjamaah.


Bagaimana dengan Kita wahai saudaraku ..??
Masihkan kita terpesona dengan hangatnya dakapan malam yang penuh tipuan..?
Sampai bilakah kita akan melewatkan malam- malam berharga kita tanpa solat malam..?

Ingatlah, bahwa Rasulullah pernah bersabda : ”Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal setelah ia meninggal. Dan orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan- angan muluk terhadap Allah”. (HR. Abu Dawud).

Jadi, lakukanlah apa yang terbaik yang boleh kita lakukan. Tidak hanya untuk Dunia ini, namun juga untuk kehidupan Kita yang lebih baik di tingkat kehidupan berikutnya.


Dari al-Abbâs Bin Abdul Muthallib Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari kerana takut pada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan (kedua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah." (HR. At-Thabrani)

Dari Zaid Bin Arqom Radhiallaahu anhu , dia berkata, "Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , “Ya Rasulullah dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab, “Dengan air matamu, kerana mata yang menangis kerana takut pada Allah niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya" ( HR. Ibnu Abi Dunya dan Ashbahâny )


Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita termasuk hambaNya yang sentiasa menangis kerana takut padaNya.

mesej Fb dari Members Keluarga Ukhuwah Islamiyah

penterjemah = serenity


p/s : wahai diri, wahai diri dan wahai diri.. semoga diberi kekuatan untuk bangun esok hari dan hari-hari seterusnya..

pengejar redha Tuhan


May Allah Bless Us

4 comments:

zikri said...

yup..tangisan itu juga nikmat..

rimbunhijau said...

salam mujahadah ukhtie athirah

semoga kita tidak jemu menagih cintanya..

Nurul Athirah said...

> hanis

nikmat yang juga penyelamat


> imah

ya... semoga!

Norhartinie Adnan said...

subhanallah..same2 lahh kite tmbh ilmu.hee..k.ngah cner daa siap2 nk gie plkn ker?..kalo x der kak long..enth apelaa jdienyer..ngeh3